ASAM MANIS SELama BERSEKOLAH DI GATRA PRAJA
Gatra Praja merupakan tempat di mana kini saya menjalani masa putih abu-abu. Jujur semula saya memberontak untuk mendaftar ke Gatra Praja. karena saat itu juga saya harus merelakan sekolah lain yang sudah saya impikan dan sudah saya perjuangkan melalui proses tesnya. Dan yang lebih mengecewakan lagi peluang saya menjadi murid di sekolah tersebut sia-sia belaka. Akan tetapi demi bukti saya terhadap orang tua saya,saya mengikuti kata hati orang tua saya yang menginginkan saya sekolah di Gatra Praja. Dengan perasaan kesal marah bercampur jadi satu saya memberanikan diri mendaftar ke SMK Gatra Praja. Jujur Saya kaget ketika saya melangkahkan kaki ke SMK Gatra Praja,di lihat dari Bangunannya juga metode penerimaan murid barunya.Saya masih ingat kala saat itu Ibu Murniatilah yang menerima pendaftaran saya pada saat itu. Dan tanpa basa-basi saat itu saya langsung di terima di SMK Gatra Praja,saya kaget dan terheran-heran dalam hati saya berkata ''kok aneh pendaftarannya". Namun itu semua sudah berlalu dan awal menjadi murid di Gatra Praja saya cukup senang dan bahagia walaupun awalnya saya menolak. Perasaan senang timbul ketika saya memakai baju Putih Abu-Abu karena dari dulu pengen banget memakai Putih Abu-Abu.
ah saya perjuangkan melalui proses tesnya. Dan yang lebih mengecewakan lagi peluang saya menjadi murid di sekolah tersebut sia-sia belaka. Akan tetapi demi bukti saya terhadap orang tua saya,saya mengikuti kata hati orang tua saya yang menginginkan saya sekolah di Gatra Praja. Dengan perasaan kesal marah bercampur jadi satu saya memberanikan diri mendaftar ke SMK Gatra Praja. Jujur Saya kaget ketika saya melangkahkan kaki ke SMK Gatra Praja,di lihat dari Bangunannya juga metode penerimaan murid barunya.
Dan saya lain sekolah lainpun pasti memliki kekurangan seperti halnya SMK Gatra Praja. Tapi da ssatu yang membuat saya menangis bila mengingatnya. Pernah seorang ibu mengatakan "sekolah kok di Gatra palingan buat gengsi". Aku hanya bisa terdiam dan senyum kecut di hadapan Ibu-ibu tersebut. Padahal hati saya menangis mendengar omongan tersebut. Dia tidak tau betapa susah payahnya saya berjuang demi sekolah. Saya harus semaksimal mungkin membagi waktu antara Belajar dan Bekerja demi untuk melanjutkan sekolah. Saya tau di luar sana masih banyak anak-anak yang sama denganku. Tapi saya harus kuat seperti mereka. Dan benak saya mengatakan mungkin anda menilai saya rendah akan tetapi ALLAH akn tau akan hambanya yang mau berusaha. Mungkin ibu tersebut tidak pernah merasakan di posisiku. Tapi tak apa saya ikhlas dan sabar dibalik itu semua pasti akan ada hikmahnya.
Kesedihan dan cemo'ohan akan aku jadikan semangat. Tak perduli mereka berkata apa yang jelas saya bisa memilih mana yang baik dan mana yang benar. Karna dari Gatralah saya mendapatkan banyak pengalaman. Dan dari Gatra pulalah saya menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi segala rintangan. Tak hanya kesedihan kebahagiaan kini saya rasakan. Menjadi anak sekolahan merupakan hal yang wajar pada saat ini tapi saya berpikir saya termasuk orang yang beruntung. Merasakan bangku sekolah menjadi suatu hal yang mahal bagi anak-anak yang kurang beruntung. Saya tersadar ketika pikiran saya tertuju pada anak-anak jalanan betapa menderitanya mereka. Dari hal tersebut saya tak pernah malas untuk ke sekolah karna saya sadar betapa susah payahnya untuk terus bersekolah. Walaupun saya bukan termasuk anak yang pandai tapi saya akan terus berusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar